OTOMOTIF.TODAY – Ekspor mobil Korea Selatan pada Februari 2024 turun 7,8 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu karena berkurangnya permintaan mobil ramah lingkungan menurut data pemerintah.
Data dari Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan yang dikutip oleh Kantor Berita Yonhap pada Selasa menunjukkan, nilai gabungan ekspor mobil bulan lalu mencapai 5,16 miliar dolar AS (Rp81 triliun), turun dari 5,59 miliar dolar AS (Rp87,8 triliun) dari setahun sebelumnya.
Angka itu menandai level terendah sejak Januari 2023, ketika nilai ekspor mencapai 4,98 miliar dolar AS (Rp78 triliun).
Dari segi volume, ekspor mobil turun 11 persen menjadi 198.653 unit pada bulan lalu.
Penurunan ini terjadi karena nilai ekspor mobil ramah lingkungan pada Februari 2024 turun 15,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 1,71 miliar dolar AS (Rp26,8 triliun), yang merupakan angka terendah dalam 15 bulan terakhir.
Sebanyak 53.369 unit kendaraan ramah lingkungan terjual di luar negeri Korea Selatan bulan lalu, mencatatkan penurunan 13,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan jenisnya, penjualan kendaraan listrik (EV) turun 20,7 persen menjadi 24.318 unit, dan penjualan model hibrida turun 2,2 persen menjadi 24.722 unit. Ekspor suku cadang otomotif juga turun 1,6 persen menjadi 1,98 miliar dolar AS (Rp31 triliun).
Amerika Utara merupakan tujuan ekspor nomor satu untuk mobil Korea Selatan bulan lalu, dengan nilai penjualan meningkat satu persen menjadi 2,77 miliar dolar AS (Rp43,5 triliun).
Namun, pengiriman ke negara-negara Uni Eropa turun 18,8 persen menjadi 657 juta dolar AS (Rp10,3 triliun) dan pengiriman ke negara-negara non-Uni Eropa turun 6,7 persen menjadi 456 juta dolar AS (Rp7,1 triliun).
Ekspor ke negara-negara Asia turun 0,9 persen menjadi 450 juta dolar AS (Rp7,06 triliun) dan ekspor ke Timur Tengah merosot 30 persen menjadi 350 juta dolar AS (Rp5,5 triliun).
Produksi mobil dalam negeri Korea Selatan turun 13,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 300.459 unit pada Februari 2024 karena libur Tahun Baru Imlek membuat hari kerja perusahaan 1,5 lebih sedikit dibandingkan dengan Februari tahun sebelumnya.
Penjualan mobil di Korea Selatan tercatat turun 21,2 persen menjadi 115.753 unit karena pemerintah memutuskan untuk mengurangi subsidi bagi pembeli kendaraan listrik tahun ini.
“Penurunan ekspor disebabkan oleh hari kerja yang lebih sedikit, efek dasar yang tinggi, dan pekerjaan pemeliharaan fasilitas produksi oleh produsen mobil,” kata kementerian dalam siaran persnya.
Menurut siaran pers kementerian, pemerintah akan terus mendukung penuh industri mobil dalam negeri dengan meningkatkan anggaran untuk proyek penelitian dan pengembangan serta melonggarkan peraturan.
Ekspor mobil Korea Selatan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 2023 dengan nilai 70,9 miliar dolar AS (Rp1,1 kuadriliun).
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024